Saat bintang besar yang massanya berkali-kali massa matahari berada
diakhir hidupnya, Bintang tersebut akan runtuh ke dalam dirinya sendiri
dan membentuk singularitas menciptakan lubang hitam di mana gravitasi
begitu kuat sehingga bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri darinya. Setidaknya, itulah yang selama ini umum di teorikan.
Kini, seorang ilmuwan mengatakan bahwa tidak mungkin lubang hitam itu
ada dan dia bahkan memiliki bukti matematis untuk mendukung
klaim-nya. Jika benar, penelitiannya bisa memaksa fisikawan lainnya
untuk membuang teori mereka tentang bagaimana alam semesta berawal.
Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Laura Mersini-Houghton dari University of North Carolina di Chapel Hill.
Ketika bintang mengalami keruntuhan, maka dia akan mengemisikan
radiasi. Namun, lewat matematika, Profesor Mersini-Houghton menemukan
bahwa saat bintang mengemisikan radiasi, maka bintang itu juga akan
kehilangan massa.
Kehilangan massa akan memperkecil densitas bintang yang kolaps. Kalau
itu terus terjadi hingga densitas sangat kecil, maka lubang hitam dan cakrawala peristiwa tidak akan bisa terbentuk.
Sebelum lubang hitam dapat terbentuk, katanya, bintang sekarat akan
membengkak dan meledak. Singularitas seperti yang diperkirakan
sebelumnya tidak pernah terbentuk, dan begitu juga dengan cakrawala
peristiwa. (batas lubang hitam di mana sesuatu bahkan cahaya tak dapat
melarikan diri).
“Sampai sekarang saya masih syok,” kata Profesor Mersini-Houghton.
“Kita telah mempelajari masalah ini selama lebih dari 50 tahun dan
solusi ini memberi kita banyak hal untuk dipikirkan.”
Bukti eksperimental mungkin suatu hari akan memberikan bukti fisik
yang membenarkan atau menyalahkan perhitungan ini, apakah ada atau tidak
ada lubang hitam di alam semesta.
Tapi untuk saat ini, Mersini-Houghton mengatakan matematika adalah
konklusif. Terlebih lagi, penelitian ini bahkan mempertanyakan kembali
kebenaran teori Big Bang.
Kebanyakan fisikawan berpikir alam semesta berasal dari singularitas
yang mulai mengembang dengan Big Bang sekitar 13,8 miliar tahun yang
lalu. Jika singularitas tidak mungkin ada, seperti yang diprediksi oleh
Profesor Mersini-Houghton, maka teori tersebut juga perlu ditinjau
kembali.
Salah satu alasan lubang hitam sangat aneh adalah bahwa mereka
membuat dua teori dasar alam semesta menjadi bertentangan satu sama
lain.
Yaitu, teori gravitasi Einstein yang memprediksi pembentukan lubang
hitam. Tapi hukum dasar teori kuantum menyatakan bahwa tidak ada
informasi dari alam semesta yang dapat dimusnahkan.
Upaya untuk menggabungkan dua teori ini terbukti bermasalah, dan
menjadi sebuah paradoks yang dikenal sebagai paradoks informasi lubang
hitam bagaimana bisa materi menghilang secara permanen dalam lubang
hitam seperti yang diprediksikan?
Teori baru Profesor Mersini-Houghton berhasil secara matematis
menggabungkan dua teori dasar tersebut, tetapi dengan efek yang tak
terduga bagi orang-orang yang mengharapkan lubang hitam ada.
“Fisikawan telah mencoba untuk menggabungkan dua teori ini teori
gravitasi Einstein dan mekanika kuantum selama beberapa dekade, tetapi
skenario kami ini membawa dua teori tersebut bersama-sama, ke dalam
harmoni,” kata Profesor Mersini-Houghton.