Wilayah Tsavo terletak di selatan Kenya dekat perbatasan dengan Tanzania di basin sungai Tsavo dekat dengan tempat pertemuan sungai Tsavo dengan Sungai Athi. Wilayah Tsavo telah dihuni selama ribuan tahun oleh kumpulan para pemburu, dan kemudian oleh orang Kamba bergerak melalui daerah penggiringan ternak mereka atau mencari madu. Wilayah ini mencapai ketenaran pada tahun 1898 selama pembangunan jalur kereta api Mombasa-Nairobi, ketika dua ekor singa meneror para pekerja kereta api yang membangun jembatan. Selama periode 10 bulan sepasang singa itu menewaskan sedikitnya 35 orang.
Peristiwa itu diakhiri oleh Letnan Kolonel John Henry Patterson, yang bertanggung jawab atas pembangunan jembatan, setelah melakukan pengintaian dan pemasangan umpan. Boneka tubuh dua singa tersebut sekarang dapat dilihat di Field Museum of Natural History di Chicago.
Replika Kedua Singa Tsavo di Museum Chicago |
Setelah usaha yang gagal berulang-ulang, Patterson mendapat terobosan pertama pada tanggal 9 Desember 1898, ketika ia berhasil menembak singa pertama. Tembakan teersebut mengenai singa di kaki belakangnya, tetapi ia masih bisa melarikan diri. Kemudian, ia kembali di malam hari dan mulai menguntit Patterson saat ia mencoba untuk memburunya. Sebuah tembakan yang mengenai jantung akhirnya membunuh singa itu.
Singa Tsavo Pertama yang Dibunuh Patterson |
Singa kedua tewas dua puluh hari kemudian. Patterson harus menembak
setidaknya sembilan kali sebelum singa kedua itu mati. Patterson
mengatakan bahwa singa itu tetap berusaha memanjat pohon tempat
Patterson berada dalam usahanya mencapai Patterson, meskipun telah
terkena tembakan berkali-kali.
Singa Tsavo Kedua yang Dibunuh Patterson |
Kedua ekor Singa tersebut berukuran besar. Yang pertama panjangnya
sembilan kaki, delapan inci dari hidung ke ujung ekor dan tingginya tiga
kaki sembilan inci saat berdiri. Butuh delapan orang untuk membawa
bangkai singa tersebut kembali ke perkemahan. Setelah 25 tahun menghiasi
karpet lantai rumah Patterson, kulit singa tersebut akhirnya dijual ke
Chicago Field Museum pada tahun 1924 dengan harga US $ 5.000. Saat ini
kulit beserta tengkorak asli kedua singa tersebut berada di display
permanen Museum di Chicago.
Tempat Persembunyian Singa Tsavo Pemangsa Manusia |
Kisah Singa pemakan manusia ini kemudian banyak dibuat filmnya. Setidaknya ada tiga film Hollywood, termasuk film tahun 1996 yang berjudul The Ghost and the Darkness di mana Val Kilmer memerankan Patterson.
Kedua Tengkorak Singa Tsavo yang menimbulkan insiden tahun 1898 di Kenya |
Hewan Singa pada umumnya tidak memburu dan memangsa manusia. Perilaku memangsa manusia dari singa-singa Tsavo ini kemungkinan dipicu oleh:
- Wabah penyakit rinderpest (wabah sapi) pada tahun 1898 yang mengurangi secara signifikan mangsa para singa, dan memaksa mereka untuk mencari sumber pangan alternatif.
- Singa Tsavo mungkin telah terbiasa menemukan mayat manusia di persimpangan sungai Tsavo yang secara rutin dilalui rombongan budak yang diangkut menuju Zanzibar.
- “Ritual Invitation”, yaitu kremasi yang dilakukan pekerja kereta api Hindu, aromanya mengundang para singa.