Halaman

Kamis, 21 Agustus 2014

Ninja Terakhir Di Dunia

Jika saya mati, seni bela diri ninjutsu akan mati bersama saya.” Itulah ungkapan Jinichi.

Di Jepang, Jinichi dianggap sebagai ninja terakhir, karena ia mendapat pelatihan ninjutsu sejak usia 6 tahun yang langsung diturunkan oleh para ninja berpengaruh.


Jinichi adalah ketua klan Ban yang ke-21. Sejak tahun 2002, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai teknisi dan memutuskan menjadi pengajar ninjutsu, ilmu bela diri, strategi, taktik berperang dan bergerilya, serta spionase, yang dipraktikkan oleh shinobi (ninja) meski ia tahu abad ini tak lagi memberi ruang longgar bagi “pendekar Ninja” sepertinya.

Tak ada lagi ninja sejati,” ujar Lelaki Jepang berusia 63 tahun itu. “Agaknya, saya disebut sebagai ninja terakhir karena tak ada orang lain yang mempelajari ilmu itu langsung dari sumbernya seperti saya,” lanjutnya.

Sejarah ninja diselubungi dengan misteri. “Ada beberapa gambar alat-alat yang mereka gunakan. Tapi kami tak pernah menemukan secara utuh,” ungkap Jinichi. Gelapnya informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ninja disebabkan oleh tradisi yang mereka jaga, yaitu hanya menyampaikan pengetahuan secara lisan. “Kami tak pernah mengetahui elemen apa saja yang hilang dalam penyampaiannya,” katanya.

Menurut Jinichi para Ninja tak bisa lagi membunuh dengan racun, meskipun mereka bisa mengikuti petunjuk untuk membuat racun. Senjata rahasia Ninja bukanlah kekuatan fisik, tapi bagaimana membuat sasaran menjadi lalai dengan keadaan sekitar. Bagi para jawara itu, mencari kelemahan musuh adalah titik perhatian utama.

Saat ini, Kawakami, yang berguru ninjutsu kepada Masazo Ishida, mulai melakukan penelitian di Universitas Mie, tempat ia belajar sejarah ninja. Baginya, takkan ada ketua klan Ban ke-22. “Ninja tak lagi cocok bagi zaman ini,”ujarnya.