Halaman

Minggu, 16 Februari 2014

10 Makanan Masa Depan

Mungkin dimasa kini kita bisa makan apa yang ada tapi masa depan mungkin akan susah menemukan makan makan yang seprti saat ini karena faktor lingkungan dan lahan yang mungkin susah, Berikut kita simak infonya.


10. Meat Analog (Daging Tiruan)
Sudah banyak dibuktikan bahwa protein hewani tidak selalu lebih baik dari protein nabati. Timbulnya penyakit dari asupan daging yang berlebihan ditambah harga daging yang mahal. Hal ini semakin menyakinkan kita untuk beralih dari protein hewani ke protein nabati yang murah harganya.

Pembuatan daging tiruan ini disebut juga Texturized Vegetable Protein (TVP). Menurut Smith (1981) dalam karya tulis sarah dkk, Pemilihan teknologi ekstruksi didasari oleh pertimbangan bahwa teknik ekstruksi membutuhkan biaya yang relatif rendah, dapat menghasilkan berbagai jenis produk serta produk yang dihasilkan mempunyai mutu tinggi karena kerusakan nutrisi selama proses relatif rendah.

Texturized vegetable protein (TVP) adalah salah satu jenis produk daging tiruan yang memiliki kemiripan fungsional dengan daging dalam beberapa karakteristik seperti dalam tekstur, flavour atau warna. TVP dapat digolongkan sebagai produk pangan rekayasa protein yang dibuat untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik daripada daging asli. Protein pekar atau TVP ini memiliki kadar air 5-7% serta bila sudah direhidrasi akan mekar.

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan meat analog (daging tiruan) antara lain harga yang lebih rendah dengan karakteristik gizi dan daya cerna yang sebanding, tidak membutuhkan kondisi penyimpanan yang sekompleks daging asli, memudahkan dalam pengolahan dan penyimpanan serta kualitas produk yang lebih baik.

9. Daging In-Vitro
Bagi para vegetarian atau pencinta binatang, ada jenis daging baru yang bisa dinikmati. Para ilmuwan dari University of Maastricht, Belanda mengatakan, mereka mengembangkan sebuah metode untuk memproduksi daging tanpa membunuh hewan. Mereka berhasil membuat dan memperkenalkan kepada publik hamburger yang pertama kali ditanam secara in-vitro.

Untuk membuat seperti hamburger, mereka menggunakan daging yang berasal dari sel induk. Para peneliti melaporkan, bahwa sekira 10.000 sel induk ternak diperlukan untuk produksi daging tersebut. Dalam kondisi laboratorium, jumlah sel-sel induk ini kemudian meningkat lebih dari satu miliar, dan hasilnya produk hampir identik dengan daging sapi alami dalam komposisi dan penampilan. Demikian yang dinukil dari Genius Beauty, Rabu (20/7/2011).

Para ilmuwan percaya, bahwa temuan mereka ini sangat penting, karena populasi dunia berkembang, dan akhirnya akan ada kekurangan produksi daging alami secara besar.

Produk yang bernama daging in-vitro ini masih dalam pengembangan. Sekarang para ilmuwan sedang mencari sukarelawan yang akan berani untuk mencoba produk baru tersebut. Dr Post, kepala penelitian, berjanji untuk mencoba ciptaannya sendiri.

8. Alga
Pada saat ini, alga atau ganggang adalah salah satu spesies yang paling populer dalam waktu dekat dapat membantu memecahkan masalah pangan dunia. Mereka dapat memberi makan orang dan binatang. Alga dapat tumbuh di laut, sangat aman, Alga dapat menghasilkan bahan bakar, yang jauh lebih murah daripada minyak, dan bukan hanya makanan.

7. Serangga
Dua puluh tahun dari sekarang akan terdapat “ternak mini” serangga, seperti kumbang dan belalang. Daging serangga sangat bergizi dan mengandung protein, dalam kuantitas yang sama dengan daging sapi, memperhatikan bahwa serangga kurang mengkonsumsi air dari peternakan dan pertanian sehingga biaya pemeliharaan relatif murah.

Saat ini para ilmuan sedang mempelajari sekitar 1400 spesies serangga yang dapat dimakan. Tapi kemungkinan besar nyaris tak ada orang ingin menggunakannya dalam bentuk murni, namun para ilmuan menjanjikan akan menghadirkan daging serangga dalam komposisi makanan tertentu dan hidangan dalam bentuk bubuk. Dalam hal ini, Pemerintah Belanda telah berinvestasi dalam studi ini hampir satu juta euro.

6. Seafood
Permasalahan lain pada daging yakni kertersediaan terhadap kebutuhan pangan dunia, tetapi lain halnya dengan seafood, laut memberikan banyak sumber makanan yang sehat dan melimpah, dan seafood bisa menjadi makanan alternatif pengganti daging di masa depan. Tentunya bukan laut atau perairan yang terkena polusi limbah yang membahayakan kesehatan.

5. Hewan-hewan Kecil (Tupai, Tikus, atau Kelinci)
Tupai banyak ditemukan di Amerika Serikat. Di masa resesi pun, daging tupai menjadi alternatif makanan. Para pemburu pun menyebut daging tupai sebagai sumber makanan masa depan.

Pemburu Amerika William Hovey Smith yang menggambarkan dirinya sebagai penggemar kegiatan alam, menyukai gulai tupai yang dibuat dari hasil buruannya sendiri. “Ini jelas hidangan yang sangat khas Amerika. Kami sudah menjadikannya sebagai santapan sejak zaman penjajahan dulu. Kadang-kadang pada saat-saat sulit, banyak orang yang benar-benar mengandalkan daging tupai,” kata Smith.

Populasi tikus di dunia bisa menjadi alternatif dari krisis pangan. Di saat sudah tidak ada lagi hewan ternak untuk di makan, populasi tikus merupakan jawaban.

4. Krokot
Krokot saat ini dikenal sebagai ramuan juicy menguntungkan ditemukan sebagai gulma di seluruh dunia. Krokot biasanya digunakan sebagai potherb atau sebagai bahan untuk salad. Krokot telah baru-baru ini diidentifikasi sebagai sumber yang sangat baik dari asam alfa-linolenat. Alpha-linolenat adalah asam lemak omega-3, juga dikenal sebagai minyak ikan. Ini konten penting dalam krokot herbal memainkan peran penting dalam pertumbuhan manusia, pembangunan dan mencegah penyakit. Selain itu, asam lemak ini tidak dapat disintesis oleh manusia dan oleh karena itu harus ditelan.

Penelitian medis modern juga mengklaim bahwa herbal krokot adalah lima kali lebih kaya asam lemak omega-3 dari bayam, dan tinggi vitamin C juga.

3. Genetically Modified Food
Isu terbesar selain Global Warming adalah juga isu tentang Genetically Modified (GM) Food atau dalam bahasa kita tanaman/hasil pangan yang telah memalui modifikasi genetika. Bahkan, aktifis Green Peace pada akhir Februari lalu berhasil menghalau satu kapal penuh kacang kedelai dari Amerika untuk dikembalikan karena diduga merupakan GM Food. Ironisnya, AS mengekspor 50% kacang kedelainya ke Indonesia.

Pertanyaannya adalah apakah itu GM Food? GM Food adalah tanaman pangan yang direkayasa dengan teknologi tinggi melalui modifikasi sel-sel tertentu dalam tanaman hingga menghasilkan tanaman super.

Contoh gampangnya gini, tanaman pangan bisa direkayasa sehingga mampu tumbuh di tanah yang kandungan alumuniumnya tinggi atau mampu bertahan hidup lama di dalam air. Sehingga tanah kurus dan miskin hara, serta wilayah rawan banjir bisa berproduksi tinggi. Salah satu contoh ; Jagung, yang dimasukkan gen Bt, bisa menghasilkan racun bakteri yang membuat serangga lari. Jagung jenis ini jelas akan mengurangi pemakaian pestisida. Bahkan, vaksin bisa “dimasukkan” kedalam pohon pisang. Pohon pisang model ini akan memecahkan masalah pengiriman vaksin di wilayah terpencil. Tanaman bisa direkayasa untuk kegunaan lain dan jelas lebih baik dari pil atau suntikan. Beras bisa direkayasa untuk membuat beta-carotene, yang akan berubah jadi V itamin A didalam tubuh manusia. Beras ini otomatis memecahkan masalah gizi dan kekurangan Vitamin A, yang kebanyakan diderita balita di pedesaan. Dalam kasus minyak goreng, pohon kelapa sawit bisa dimanupulasi untuk menghasilkan lebih banyak asam tak jenuh ganda. Pendek kata, rekayasa biologis menjanjikan lebih sedikit pemakaian bahan kimia, hasil panen besar, nutrisi lebih baik dan kesehatan juga lebih bagus.

2. Nanofoods
Bayangkan ada sebuah keripik kentang dengan berbagai rasa namun lebih sedikit sodium, atau sebuah roti dengan minyak ikan yang memiliki berbagai vitamin namun tidak berasa ikan.

Itulah bagaimana nanotechnology akan menyentuh pasar makanan, dan itu baru dua dari sekian cara yang memungkinkan. Keripik kentang tersebut akan menggunakan “nanosalt”, garam biasa, namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil, menurut Qasim Chaudhry, toxicologist dari Britain’s Central Science Laboratory, York, Inggris.

Cara ini juga diterapkan pada roti dengan vitamin ikan namun tanpa rasa ikan. Dengan nanotechnology, dimungkinkan untuk mengapsulkan esens dari ikan itu sendiri. Akan digunakan nano-supplement ikan pada roti, mengakibatkan roti dengan kandungan ikan, namun tidak berasa ikan.

1. Menghirup
Banyak orang membatasi konsumsi makanan ‘enak’ lantaran takut gemuk. Menyiasati persoalan ini, sebuah makanan ‘masa depan’ diciptakan demi mengakomodasi kepuasan menyantap makanan tanpa memikirkan kalori.

Menggunakan mangkok futuristik yang disebut ‘Le Whaf’, Anda bisa merasakan nikmatnya sajian pembuka, makanan utama hingga menu penutup sepuasnya tanpa takut gemuk. Cukup dengan menghirupnya, sensasi nikmat seluruh sajian bisa Anda rasakan seketika.

Gumpalan asap yang tercipta dari ‘mangkok ajaib’ itu perlahan menyajikan berbagai makanan lezat sesuai keinginan. Mulai dari kue berlapis cokelat leleh, es krim vanila, hingga steak daging panggang bertabur keju.