Artikel ini adalah daftar monolit yang disusun berdasarkan ukuran dan
berat blok batu terbesar di suatu situs. Sebuah monolit adalah batu besar yang telah digunakan untuk membangun
struktur atau monumen, baik sendiri atau bersama-sama dengan batu
lainnya. Dalam daftar ini setidaknya satu batu kolosal lebih dari
sepuluh ton telah dipindahkan untuk menciptakan struktur atau monumen.
Bangsa Romawi telah mengenal crane dan treadwheels untuk membantu
mengangkat batu-batu kolosal. Teknologi ini tentu sudah kita kenal dan
kita lebih maju dari ini. Namun diluar bangsa Romawi, bagaimana
kebudayaan kuno mengangkat atau memindahkan batu-batu kolosal masih
menjadi misteri sampai sekarang.
Monolit Terberat yang Pernah Dipindahkan Manusia
Dibawah ini adalah 5 buah monolit terberat yang telah dipindahkan oleh
manusia dari tempat monolit berasal ke tempat dimana monolit ini
dibutuhkan sebagai bahan sebuah bangunan.
1. Thunder Stone
Batu petir, yang mendapatkan namanya dari cerita rakyat yang
mengatakan batu itu terbelah oleh petir, sering diklaim sebagai “batu
terbesar yang pernah dipindahkan oleh manusia”. Batu ini sangat besar
dan sangat berat, dan telah dipindahkan effektifnya sekitar 6 km (3,7
mil) dari Lakhta, tempat batu berasal ke Teluk Finlandia pada tahun
1768. Seluruhnya hanya dengan tenaga manusia, tidak ada hewan atau mesin
yang digunakan. Kemudian diangkut oleh tongkang menyusuri Sungai Neva,
mencapai St Petersburg. Seluruh upaya ini dianggap prestasi
ke-insinyuran yang bersejarah.
Karena ukuran besar batu, cara termudah untuk mengukur massa adalah
untuk menghitung itu. Menurut La Nature edisi 1882, dimensi batu sebelum
dipotong adalah 7 × 14 × 9 m. Berdasarkan kepadatan granit, massa massa
batu sekitar 1500 ton. Falconet, pemahat batu ini memotong batu untuk
membuat bentuk seperti gelombang, sehingga setelah selesai, berat batu
menjadi sedikit berkurang. Namun batu ini masih yang terbesar bila
dibandingkan dengan batu batu besar lainnya, yang terpahat.
2. Patung di Ramesseum
Ini adalah reruntuhan Colossus dari Rameses II di kuil peringatan yang
dikenal dengan nama Ramesseum, di tepi barat Sungai Nil, Luxor. Ini
adalah patung batu terbesar dari batu tunggal yang pernah diukir oleh
manusia dan ukurannya seukuran bus sekolah. Beratnya mencapai 1000 ton
lebih. Dan yang mengejutkan, batu ini diangkut dari tambang Aswan, 140
mil jauhnya, lewat jalan darat. Jika Anda berdiri di samping reruntuhan
ini, anda akan benar-benar takjub memikirkan, bagaimana cara batu
raksasa ini dipindahkan di jaman kuno? Mengapa hal ini dilakukan? Kita
sekarang dapat pergi ke bulan, tetapi mereka dahulu melakukan pemindahan
batu raksasa ini, jadi siapa yang lebih berteknologi maju? Diperkirakan Colossus ini merupakan satu dari sepasang Colossus raksasa, namun
pasangannya tidak pernah sampai. Awalnya patung raksasa duduk ini
berdiri lebih dari 60 kaki tingginya. Namun di tahun 100 A.D. runtuh dan
pecah saat terjadi gempa.
3. Trilithon
Salah satu fakta mengejutkan tentang Kuil Jupiter atau
Baalbeck, adalah bahwa bangunan itu berdiri di atas pondasi yang jauh
lebih tua yang terdiri dari 3 batu terbesar yang pernah digunakan dalam
sejarah kita. Tidak terlihat dari dalam kuil, namun terlihat dari luar
di bawah dinding, tiga blok besar yang disebut oleh para arkeolog
“Trilithon”. Masing-masing adalah sekitar 19 x 4,3 x 3,6 meter dan
beratnya mencapai 800 ton tiap batu! Batu batu ini ditambang dari tempat
yang jaraknya kurang lebih satu mil, dan di tambang tersebut masih ada
dua blok batu tersisa yang beratnya lebih dari seribu ton (lihat foto
terlampir dan bandingkan dengan ukuran orang).
Telah diketahui bahwa orang-orang Yunani telah lebih dulu membangun
sebuah kuil yang didedikasikan untuk Zeus di tempat ini sebelum
kedatangan orang Roma yang kemudian membangun kuil Jupiter, namun
arkeolog percaya bahwa pondasi ini mungkin ditata dengan baik sebelum
kedatangan orang-orang Yunani. Kapan tepatnya dan oleh peradaban apa,
masih menjadi misteri. Ada banyak legenda mengenai batu-batu besar,
beberapa bahkan melibatkan Alien dan ‘raksasa’.
4. Colossi of Memnon
Patung-patung kembar ini menggambarkan Amenhotep III (abad ke-14 S.M.
fl.) dalam posisi duduk, tangannya bertumpu pada lutut dan tatapannya
menghadap ke arah timur kearah sungai. Patung-patung yang dibuat dari
blok tunggal batu pasir kuarsit yang digali di el-el-Ahmar Gabal (dekat
Kairo modern) dan diangkut 675 km (420 mil) lewat darat ke Thebes.
Blok-blok batu yang lebih kecil kemudian digunakan oleh insinyur Romawi
(yang datang kemudian) untuk merekonstruksi patung sebelah timur mungkin
berasal dari Edfu (utara Aswan). Termasuk platform batu di mana mereka
berdiri sekitar 4 m (13 kaki) sedangkan colossi menjulang 18 m (60
kaki) tingginya dan berat masing masing diperkirakan 720 ton. Kedua
colossi terpisah sekitar 15 m (50 kaki).
Kedua patung cukup rusak, dengan fitur di atas pinggang hampir tak
bisa dikenali. Patung sebelah barat adalah sepotong batu tunggal, tetapi
patung timur yang memiliki celah besar di bagian bawah dan di atas
pinggang terdiri dari berbagai jenis batu pasir, dan itu adalah hasil
dari upaya (Kekaisaran Romawi) untuk merekonstruksinya. Diyakini bahwa
awalnya dua patung ini identik satu sama lain, meskipun prasasti dan
pahatannya mungkin bervariasi.
Fungsi asli dari Colossi adalah sebagai penjaga pintu masuk kuil
pemakaman Amenhotep sebuah pusat kultus besar dibangun selama hidup
Firaun, tempat ia dipuja sebagai dewa-di-bumi baik sebelum dan setelah
kepergiannya dari dunia ini. Pada masa itu, kompleks kuil ini adalah
yang terbesar dan paling mewah di Mesir. Meliputi total 35 hektar,
bahkan kemudian saingannya seperti Ramses II Ramesseum atau Ramses III
Medinet Habu tidak dapat mengalahkannya dalam hal luas daerah, bahkan
Kuil Karnak, yang dibangun di masa Amenhotep, lebih kecil.
5. Kolom Alexander
Kolom Alexander dibangun antara 1830 dan 1834, dirancang oleh
Auguste, arsitek kelahiran de Montferrand, Perancis, dengan arsitek
Antonio Adamini kelahiran Swiss, dan diresmikan pada tanggal 30 Agustus
1834. Monumen yang tertinggi dari jenisnya di dunia ini, tingginya
mencapai 47,5 m (155 kaki 8 inci) dan diatasnya terdapat patung malaikat
memegang salib. Patung malaikat itu dirancang oleh pematung Rusia Boris
Orlovsky. Wajah malaikat dibuat mirip dengan wajah Kaisar Alexander I.
Kolom adalah sepotong granit merah, panjangnya 25,45 m (83 kaki 6 inci) m
dan diameternya sekitar 3,5 (11 kaki 5 inci). Granit monolit ini diperoleh
dari Virolahti, Finlandia dan pada tahun 1832 diangkut melalui laut ke
Saint Petersburg, dengan tongkang yang dirancang khusus untuk tujuan
ini. Tanpa bantuan crane modern dan mesin berat lainnya, kolom yang
beratnya 661 ton ini, didirikan oleh 3.000 pria di bawah bimbingan
William Handyside dalam waktu kurang dari 2 jam.
Monolit Terberat yang Belum Dipindahkan
Di bawah ini adalah lima monolit terberat yang masih berada ditempat
asal mereka di tambang. Alasan monolit ini belum atau tidak dipindahkan
bermacam macam. Ada yang karena cacat, atau karena proyek pembangunannya
yang tidak pernah terselesaikan.
1. Monolit Yangshan
Tambang batu Yangshan (harfiah
“Bahan Prasati Yangshan”) adalah sebuah tambang batu kuno dekat Nanjing,
Cina, saat ini dipertahankan sebagai situs bersejarah. Digunakan selama
berabad-abad sebagai sumber batu untuk bangunan dan monumen dari
Nanjing. Tambang terkenal dengan prasati raksasa yang belum selesai
dengan berat 1625 ton dan panjang 30,35 meter, lebar 13 meter serta
tinggi 16 meter. Monolit raksasa ini ditinggalkan pada masa pemerintahan
Kaisar Yongle di abad 15 awal. Proyek ini dipandang oleh beberapa
sebagai contoh yang sempurna dari semangat megalomaniak era Yongle, yang
membuat proyek raksasa lainnya termasuk peluncuran Armada Harta Karun,
ekspedisi Zheng He dan pembangunan Kota Terlarang di Beijing.
2. Unnamed Monolit
Sebuah monolit kuno kedua ditemukan di tambang yang sama dengan batu
wanita hamil yang terkenal, pada 1990-an. Dengan berat diperkirakan
mencapai 1.242 ton, panjang 20,5 meter lebar 4,56 meter dan tinggi 4,5
meter. Dimensi ini melebihi besar dimensi Batu Wanita Hamil yang
ditemukan lebih dulu.
3. Unfinished Obelisk
Obelisk yang belum selesai ini adalah obelisk kuno yang dikenal
terbesar, terletak di wilayah utara tambang batu Mesir kuno di Aswan
(Assuan), Mesir. Tidak diketahui Firaun manakah yang memerintahkan
pembuatan struktur ini. Obelisk ini hampir sepertiga kali lebih besar
daripada obelisk Mesir kuno yang pernah didirikan. Jika selesai maka
obelisk ini akan memiliki panjang sekitar 42 m (sekitar 137 kaki) dan
berat hampir 1.200 ton. Arkeolog berspekulasi obelisk ini dimaksudkan
untuk melengkapi Obelisk yang disebut Lateran yang semula ditempatkan di
Karnak dan sekarang berada diluar istana lateran di Roma. (Thutmose III
obelisk di Lateran, Roma: 105 kaki)
Pembuat obelisk mulai mengukir langsung dari batuan dasar, namun
retak muncul di batu granit ini dan proyek itu ditinggalkan. Sisi bawah
obelisk masih melekat pada batuan dasar. Obelisk yang belum selesai
menawarkan wawasan mengenai teknik penambangan batu Mesir kuno, dengan
tanda dari alat pekerja masih terlihat jelas demikian juga dengan garis
oranye yang menandai di mana mereka bekerja.
4. Stone of The South
Batu Wanita Hamil (Stone of the Pregnant Woman, atau bahasa Arab: Hadjar el Hibla) atau Batu Selatan adalah monolit sisa di Baalbek
(Heliopolis kuno), Libanon. Bersama dengan blok batu kuno lain di
dekatnya, batu ini adalah salah satu monolit terbesar yang pernah
ditambang manusia. Dua blok batu bangunan ini mungkin dimaksudkan untuk
tambahan yang disebut trilithon. Masih belum jelas siapakah penambang
batu batu besar ini, karena sebagian ahli berpendapat bahwa yunani dan
romawi datang belakangan sesudah batu batu ini ada.
5. Kolom Mons Claudianus
Mons Claudianus adalah sebuah tambang Romawi di gurun timur Mesir.
Selainterdapat sebuah situs penggalian, disini terletak juga bekas
pemukiman penduduk dan pekerja. Granodiorite ditambang untuk Kekaisaran
Romawi di mana ia digunakan sebagai bahan bangunan. Mons Claudianus
terletak di pegunungan gurun Mesir Timur antara Laut Merah dan Qena.
Hari ini wisatawan dapat melihat fragmen granit, dengan beberapa artefak
seperti kolom yang rusak. Sejumlah teks tertulis di atas keramik rusak
(ostraca) juga ditemukan di situs.