Halaman

Selasa, 17 Desember 2013

5 Kasus Pembunuhan Yang Tak Terpecahkan

Di dunia internasional pun banyak terjadi pembunuhan dan pembantaian misterius yang tidak kalah hebohnya dari Jack the Ripper di Inggris, ataupun Black Dahlia di Amerika Serikat. Berikut 5 kasus pembunuhan yang tak terpecahkan.


1. Pembunuhan Jill Dando (1961-1999)
Jill Dando dilahirkan di Weston Mare, Somerset Utara pada 1961. Ia adalah perempuan yang ambisius dan seorang jurnalis, presenter televisi dan pembaca berita popular di Inggris. Ia bekerja di BBC (British Broadcasting Corporation) selama 14 tahun. Di suatu pagi, pada 26 April 1999, Jill ke luar dari rumah Chiswick untuk menuju tempat tunangannya berada Dr.Alan Farthing, lalu kembali pulang ke rumahnya di Gowan Avenue, Fulham, London Barat. Namun ketika ia sedang berusaha membuka pintu rumahnya, ia diserang oleh seseorang tak dikenal dan dibunuh. Penelitian forensik menyatakan Jill Dando ditembak dari jarak dekat, bahkan bekas tekanan pistol berkaliber 9mm itu terlihat di bagian kepalanya, untuk kemudian ditembakkan. Pembunuhnya diduga berkulit putih berusia sekitar 40 tahunan, sesuai dengan keterangan saksi.

Setelah berita pembunuhan Jill terjadi, banyak penyelidikan yang dilakukan oleh media massa dan Kepolisian Pusat, nama operasinya dikenal dengan Operation Oxborough. Dengan cepat polisi berkonsentrai melakukan penyelidikan untuk mengungkap lelaki si pembunuh, yang salah satu kemungkinan adalah seorang pengintai perempuan yang tinggalnya tidak jauh dari rumah Jill. Maka ditangkaplah Barry George, yang kemudian diadili dan ditahan. George pun kemudian harus mendekam di penjara pada 2 Juli 2001. Namun kelanjutan persidangannya terhenti karena tidak memiliki bukti-bukti yang kuat, George dibebaskan kemudian dan kasus pembunuhan Jill Dando menjadi sebuah misteri.

2. Pembunuhan Tylenol (1982)
Di musim gugur tahun 1982 sebuah terjadi peristiwa pembunuh yang mengejutkan di kawasan Kota Kota Chicago. Setelah dilakukan sejumlah otopsi dan kegiatan forensik lainnya, ditemukan bahwa para korban itu tewas akibat keracunan yang diakibatkan dari konsumsi sebuah obat kapsul Tylenol yang terkontaminasi potassium sianida. Akibatnya dengan segera pihak berwenang melakukan sebuah pengumuman melalui berbagai media massa untuk menarik dan memperingatkan agar masyarakat tidak menggunakan produk Tylenol tersebut. Dari hasil penarikkan, sebanyak 31 juta botol Tylenol disita oleh pemerintah, akibatnya kerugian yang diterima oleh produsen sebesar 100 juta dolar AS. Beberapa penyelidik mengarah pada sebuah sabotase potassium itu terjadi melalui botol yang digunakan didapatkan sembarangan.

Para penyelidik meyakini ada pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan semua ini. Ia masuk ke berbagai toko swalayan dan apotik dengan waktu berbeda, mengemas ulang obat Tylennol tersebut dengan memasukan unsur sianida ke dalamnya, kemudian menukarkannya dengan yang asli. Akibat peristiwa Tylenol ini, maka pada tahun 1982 di Amerika Serikat keluarlah kebijakan yang mengatur cara pengemasan obat. Namun orang ataupun pihak yang melakukan sabotase sampai saat ini belum ditemukan.

3. Pembunuhan Raymond Washington (1953-1979)
Raymond Washington, dilahirkan di Kota Los Angeles, California. Ia tumbuh besar di kawasan 76th Street, sebelah barat Wadsworth dan Central Avenues. Raymond sehari-harinya menjalani kehidupan yang keras, bahkan harus melalui berbagai tindak kekerasan, salah satunya melalui perkelahian, namun demikian konflik yang terjadi tidak harus menjadi berkepanjangan.

Eskalasi kekerasan yang dilakukan para pemuda di South Central dan Watts kemudian meningkat secara dramatis di tahun 1960-an, khususnya di kawasan proyek perumahan Bricks:Imperial Courts, Nickerson Garden dan Jordan Downs. Di usia 15 tahun, Raymon Washington mendirikan sebuah geng bernama Baby Avenues yang nantinya menjadi Avenue Cribs dan berubah lagi namanya menjadi Crips. Maksud dan tujuannya mendirikan geng adalah untuk menjaga lingkungannya di South Central dan menjauhkan geng ataupun gerombolan yang bukan bagian dari masyarakat South Central.

Hingga saat ini, Crips merupakan salah satu geng tertua dan terbesar, bahkan namanya populer dan besar di kalangan dunia kriminal di Amerika Serikat. Anggotanya semakin banyak, namanya semakin besar, dan tingkah lakunya pun kemudian semakin tidak terkontrol, melebihi apa yang dibayangkan oleh Raymond dulu. Dulu Raymond memiliki keyakinan bahwa bertarung dengan tangan kosong adalah salah satu cara untuk mengusir dan mengalahkan geng musuhnya, namun seiring kemajuan dan kemudahan untuk mendapatkan senjata api, geng Crips harus berhadapan dengan kematian cepat. Pada tahun 1979, di usianya ke 25 tahun, Raymon Washington tewas ditembak di persimpangan jalan 64th dan San Pedro, Los Angeles. Ia ditembak oleh seseorang dari dalam mobil yang melintasinya, tertembak di bagian wajah oleh jenis shotgun senjata berkaliber besar. Seperti kematian anggota geng lainnya, pembunuhannya adalah sebuah misteri.

4. Pembunuhan Folke Bernadotte (1895-1948)
Pada tahun 1895 Folke Bernadotte dilahirkan di Stockholm, Swedia, dan menjadi bagian dari keluarga besar Bernadotte. Coun Oscar Bernadotte of Wisborg, adalah ayahnya dan Raja Oscar II Swedia, adalah kakek buyutnya. Sebelum kelahiran Folke, sang ayah menikah tanpa sepengetahuan sang kakek, akibatnya sang ayahpun diusir dari keluarga kerajaan Swedia. Namun beruntung bagi Folke, ia masih menjadi bagian dari keluarga kerajaan, dan bergelar Count of Wisborg. Semasa hidupnya Folke adalah seorang yang meiliki jiwa kepemimpinan dan sekaligus memiliki rasa kasih yang dalam terhadap lingkungan dan sesamanya. Ia bahkan terlibat langsung dengan kegiatan sekolah bagi anak-anak dan memimpin Kepramukaan Swedia pada tahun 1937. Selama Perang Dunia II terjadi ia bekerja sebagai pemimpin dan wakil presiden dari Palang Merah Swedia.

Pada tahun 1945, Folke bermaksud melakukan sebuah negosiasi gencatan senjata antara pihak Jerman dengan Sekutu. Ia pun memimpin misi upaya penyelamatan di Jerman bersama Palang Merah. Selama musim gugur di tahun 1943 dan 1944, ia pun mengatur berlangsungnya pertukaran tawanan perang, hasilnya ia membebaskan sebanyak 11.000 tahanan dari Jerman melalui Swedia. Beberapa bulan sebelum Perang Dunia II berakhir di tahun 1945, Folke berhasil menyelamatkan 15.000 orang dari kamp konsentrasi Jerman, termasuk sekitar 8.000 orang berkebangsaan Denmark dan Norwegia, dan 7.000 perempuan Prancis, Polandia, Ceko, Inggris, Amerika, Argentina dan China. Untuk melakukan misinya tersebut, ia menghabiskan waktu dua bulan dengan mengirimkan anggota Palang Merah terbaiknya ke medan peperangan. Mereka bisa selamat, karena memiliki perbedaan yang mencolok dan menyatakan bahwa mereka adalah palang merah, sehingga tidak dijadikan target peperangan.

Setelah perang berakhir, Folke Bernadotte dipilih oleh Persatuan Bangsa-Bangsa sebagai mediator pertemuan antara pihak Arab dengan Israel yang pada 1947-1948 sedang berkonflik. Pada tahun 1948, Folke ditembak mati ketika sedang melakukan perjalanan di Katamon. Kendaraan yang ditumpanginya dihentikan oleh jalanan yang diblokade, kemudian secara membabi buta ditembaki oleh empat orang yang menggunakan seragam. Peristiwa itu terjadi di kawasan Alun-alun Guini, Ben Zion, Jalan Hapalmah. Kematiannya pun tidak terpecahkan, walaupun ada petunjuk yang mengarah ke pihak zionis Lehi.

5. Pembunuhan Harry Oakes (1974-1943)
Harry Oakes dilahirkan di Sangervile, Maine. Pada tahun 1908 ia pindah ke Alaska dengan tujuan mendapatkan ladang emas yang banyak ditemukan, peristiwa ini dikenal dengan Klondike Gold Rush masa ketika orang berduyun-duyun datang ke Alaska untuk mendapatkan emas yang banyak. Ia bertahan selama 10 tahun, hingga kemudian mendapatkan emas di Danau Kirkland sebelah utara Ontario pada tahun 1912. 20 tahun kemudian tambangnya adalah yang paling produktif di antara tambang-tambang lainnya, bahkan menjadi tambang terbesar yang terkaya akan emas di Amerika Serikat, namun ia jadikan tambangnya sebagai salah salah satu industri rumah tangga. Pada tahun 1920, menjadi salah satu warga Kanada terkaya, namun ia memilih kewarganegaraan Inggris untuk alasan pajak, dan hidup di Kepulauan Bahama pada tahun 1935. Di tempat barunya itulah kemudian Oakes menjadi baron, dan salah seorang konglomerat Bahama dan Inggris.

Pada 8 Juli 1943, Oakes ditemukan terbunuh di rumah mewahnya, di Nassau. Ia ditemukan oleh menantu laki-lakinya, Count Alfred de Marigny, yang menikahi putrinya itu kemudian dijadikan tersangka pembunuhan. Namun tidak lama kemudia ia dibebaskan karena tidak ada bukti-bukti yang menguatkan. Pembunuhan Oakes pun menjadi misteri, bahkan pemberitaannya mengalahkan headline Perang Dunia II. Berbagai teori dan spekulasi konspirasi pun bermunculan, mulai dari persaingan bisnis, bahkan mafia, yang mencoba mendirikan casino di kawasan Bahama. Kematiannya difilmkan pada 1984 oleh Nicolas Roeg, berjudul Eureka.