Para tenaga medis seperti dokter, perawat, apoteker, dan masih banyak
lagi, seharusnya menjadi pahlawan bagi para pasien yang mereka tangani.
Namun sayangnya, dengan akses penuh sebagai tenaga profesional, mereka
malah melakukan beragam aksi kejam pada para pasiennya.
Dalam sebagian besar kasus, tindakan kriminal mereka tak terdeteksi
hingga bertahun-tahun, hingga akhirnya diketahui setelah tindakan
pembunuhan mereka telah terlalu parah. Siapa saja mereka?
Hati-hati, selalu waspada pada apa yang ada di sekitar Anda.
1. Josef Mengele (Malaikat Kematian)
Dr. Josef Mengele adalah seorang dokter pada camp Nazi di Auschwitz pada
era Perang Dunia Kedua. Tugas dokter ini adalah memeriksa apakah
seseorang cukup sehat untuk memasuki camp buruh. Mereka yang tak sehat
akan dibawa ke kamar gas (dan dibunuh di sana). Selama 'karir'nya, ia
pernah memerintahkan 750 wanita di sebuah asrama untuk masuk ke kamar
gas hanya karena kutu rambut menular.
Namun kekejamannya tak hanya sampai di sana. Dengan aksesnya sebagai
dokter, ia melakukan berbagai eksprerimen aneh; seperti mengoperasi
orang-orang tanpa obat bius untuk mengambil organ-organ, menginjeksi
tinta untuk merubah warna mata seseorang, dan menjahit bayi kembar untuk
membentuk 'sepasang kembar monster'.
Sebagian besar pasien Mengele meninggal di meja opersi, atau segera
setelah operasi. Setelah perang berakhir, Mengele terbang ke Amerika
Selatan, tempatnya menghabiskan masa tuanya hingga meninggal pada tahun
1979. Meskipun ia berstatus buronan Nazi, ia tak pernah tertangkap
maupun diadili.
2. Jane Toppan (Poison Queen)
Jane Toppan adalah seorang suster Amerika yang membunuh setidaknya 31
pasiennya melalui injeksi morfin dengan dosis yang mematikan. Namun
selama 20 tahun karirnya di Boston, ia bisa saja membunuh sekitar 70
orang.
Sebagai seorang suster muda berusia 26 tahun yang berpenampilan cukup
menarik, Toppan tak memiliki banyak kesulitan menyembunyikan obsesi
anehnya pada kematian. Padahal sejak ia menjadi siswa keperawatan, ia
kerap menaikkan dosis obat pasiennya untuk melihat reaksinya. Maka
setelah resmi menjadi perawat, ia menaikkan 'level' kriminalnya,
menginjeksikan overdosis morfin dan atropine.
Toppan akhirnya ketahuan setelah membunuh seorang pasien dan 2 orang
anaknya. Setelah ditangkap, ia mengaku telah membunuh 31 orang. Karena
Toppan ternyata pernah melakukan percobaan bunuh diri, ia akhirnya
dimasukkan ke rumah sakit jiwa, tempatnya menghabiskan waktu 40 tahun
sebelum akhirnya meninggal pada tahun 1938.
3. Michael Swango (Penyuka Tragedi)
Dokter asal Amerika, Michael Swango ini memang kelihatannya tampan dan
berwibawa. Namun tanda-tanda aneh telah disadari teman-teman kuliahnya
di kedokteran. Teman sekelasnya saat itu kerap melihat Swango
mengumpulkan gambar-gambar mengerikan yang berdarah-darah.
Meski demikian, tak banyak yang tahu bahwa ia begitu berbahaya hingga
bertahun-tahun kemudian, ia diketahui membunuh antara 30 hingga 60
pasiennya. Selama Swango menjadi dokter magang pada tahun 1983, banyak
pasien menjadi sekarat setelah dikunjungi Swango.
Karena tak ada bukti bersalah, Swango terus bertugas sebagai dokter. Ia
pindah ke Illinois dan bekerja sebagai supir ambulance. Namun tak lama
kemudian ia meracuni rekan-rekan kerjanya dengan racun semut, hingga
akhirnya tertangkap.
Anehnya, setelah dibebaskan karena berkelakuan baik, ia pindah ke Afrika
dan melakukan tindak pembunuhan lagi di RS terpencil di sana. Swango
akhirnya dihukup seumur hidup.
4. John Bodkin Adams (Pemburu Warisan)
Dokter asal Inggris ini diprediksi bertanggung jawab atas kematian lebih
dari sekitar 160 orang pasiennya. Dr Adams adalah sosok yang begitu
dekat pada para pasien wanita tua. Ia akan mendekati mereka hingga
akhirnya meninggal. Anehnya, 132 pasien menambahkan nama Dr Adams pada
surat wasiat mereka, sesaat sebelum mereka meninggal.
Sang dokter tak pernah ketahuan bersalah dalam pembunuhan, hingga banyak
orang curiga ia membantu para pasien melakukan eutanasi (bunuh diri).
Meskipun sempat dijebloskan ke penjara setelah didakwa melakukan
penipuan resep dokter, mengganggu penyelidikan polisi dan meloloskan
obat-obatan berbahaya, Adams akhirnya mendapatkan lisensinya kembali
setelah bebas.
Adams terus beroperasi sebagai dokter hingga akhirnya meninggal secara wajar.
5. Dorothea Waddingham
Meski Dorothea Waddingham bukanlah perawat berlisensi, ia memiliki
sebuah rumah jompo dekat Nottingham. Ibu dari 5 orang anak ini mulai
merawat orang-orang tua pada awal tahun 1930. Dua dari para wanita ini
adalah ibu dan anak. Pertama-tama sang ibu meninggal, dan segera
setelahnya, sang anak meninggal pula.
Saat sang anak meninggal, keluarganya mengetahui bahwa ia mengubah surat
wasiatnya sesaat sebelum meninggal dan mewariskan semua hartanya ke
Waddingham. Ia juga menambahkan detail permintaan yang aneh seperti
meminta dikremasi segera setelah meninggal dan tak memberitahu anggota
keluarga yang lain saat ia meninggal.
Untuk dikremasi, butuh 2 dokter untuk menandatangani surat kematiannya.
Salah satu dokter curiga dan meminta otopsi dilakukan. Saat itulah
morfin dalam jumlah mematikan ditemukan di tubuhnya, juga dalam tubuh
sang ibu.
Waddingham dinyatakan bersalah dan dihukum gantung mati di depan umum pada tahun 1936.
6. H.H. Holmes (Pembunuh Berantai Pertama di Amerika)
HH Holmes adalah dokter yang diketahui telah membunuh setidaknya 20
orang, dan dicurigai bertanggung jawab atas kematian sekitar 200 orang.
Saat tinggal di Chicago, ia menipu seorang janda yang mendiang suaminya
memiliki bisnis farmasi, lalu membangun hotel luas yang menyerupai
kastil dari hasilnya menipu.
Di hotel itu, ia memaksa para karyawannya untuk menggunakan jasa
asuransi jiwa, dan menjadikannya pewaris asuransi tersebut. Kemudian ia
mulai membunuh mereka satu persatu dan mengumpulkan uang asuransi.
Di hotel tersebut ia membangun ruang-ruang yang mengandung gas beracun,
dan beragam alat penyiksa kejam lainnya. Ia menyiksa para korban dan
membunuh mereka, untuk mengambil organ dan bagian tubuh lain dan
menjualnya pada laboratorium penelitian medis.
Holmes dihukum gantung pada tahun 1897.
7. Beverley Allitt
Beverley Allitt adalah suster yang bekerja di penitipan anak di Grantham
dan Rumah Sakit Kesteven, Lincolnshire. Dalam kurun waktu 59 hari yang
mengerikan pada tahun 1991, Allit membunuh 4 anak di rumah sakit dengan
menginjeksikan insulin berdosis mematikan dan gelembung-gelembung udara
pada aliran darah mereka. Ia juga mencoba membunuh tiga anak lain dan
melukai 6 anak lain.
Allit tertangkap dan dihukum penjara. Meski tak diketahui kenapa ia
melakukan perbuatan kejinya, Allit didiagnosa menderita Münchausen
syndrome. Penyakit psikologi ini digambarkan sebagai keinginan menyakiti
dan melukai seseorang yang ia urus dengan tujuan menarik perhatian.
8. Arnfinn Nesset
Selama bekerja sebagai perawat dan manajer rumah sakit, Arnfinn Nesset
membunuh setidaknya 20 pasien. Ia juga melakukan pemalsuan dan
penghilangan dokumen.
Jumlah korbannya diperkirakan hampir 130 orang, namun banyak dari
kasus-kasus tersebut yang akhirnya tak dapat dihubungkan secara langsung
dengannya.
Setelah dicurigai atas banyak pembunuhan, Nesset akhirnya mengakui
pembunuhan 27 pasien dengan menginjeksikan suxamethonium chloride,
perelaksasi otot. Dihukum hanya 21 tahun penjara, kini Nesset telah
bebas, dan dikabarkan hidup dengan nama samaran.
9. Harold Shipman
Pada tahun 2000, Dr Harold Shipman adalah satu-satunya dokter yang
dieksekusi atas pembunuhan pada pasiennya. Ia didakwa bersalah membunuh
15 pasien, meskipun diperkirakan ia bertanggung jawab atas pembunuhan
200 orang.
Saat Shipman ditangkap, sebuah investigasi diadakan dan diketahui bahwa
cara membunuhnya adalah menyuntikkan overdosis diamorfin, menandatangani
surat kematian pasien dan memalsukan riwayat penyakit mereka.
Ia dihukum seumur hidup di penjara, namun ia akhirnya bunuh dari dengan menggantung diri di sel penjara pada tahun 2004.
10. Shiro Ishii
Shiro Ishii adalah seorang mikrobiologis Jepang yang juga merupakan
seorang dokter. Ia adalah pimpinan Unit 731, yang meneliti senjata
perang biologis selama Perang Sino Jepang Kedua.
Ishii sangat berprestasi saat sekolah di Army Hospital, Tokyo. Pada
tahun 1942, Ishii memulai penelitiannya untuk senjata bakteri dengan
menggunakan bom, pistol, dan metode-metode lain.
Ia mengetes senjata ini pada tawanan perang Cina dan penduduk sipil.
Diberitakan puluhan ribu orang meninggal karena senjata yang menyebarkan
anthrax, cholera, bubonic plague, dan masih banyak lagi. Ia juga
melakukan eksperimen-eksperimen lain seperti pemaksaan aborsi, serangan
jantung buatan, stroke, hypothermia, dan masih banyak lagi.